Sifat mulia pertama yang mendukung kecantikan seorang wanita
adalah sabar. Pengertian sabar dalam Islam mengandung unsur perbuatan. Bagi
kaum muslim, hal itu merupakan pengertian yang tidak asing lagi, bahkan menjadi
spirit dan motivasi dalam beramal. Sabar mendorong pada perbuatan dan
pelaksanaan yang baik. Hal ini bisa diukur dengan rentang waktu yang digunakan
untuk ketahanan diri dan ketabahan dalam menghadapi berbagai kesulitan. Sabar
dalam Islam terwujud melalui pergerakan segala daya dan upaya. Upaya tersebut
tidak lahir secara otomatis, tetapi menuntut banyak perhatian khusus dan
pengendalian diri.[1]
Menurut Abdul Rashid Ahmad, dilihat dari segi bahasa, sabar
berarti menahan diri dari gelisah. Al-Imam Ibnu al-Qayyim al-Jauziyah
mendefinisikan bersabar ialah menahan diri dari gelisah, menahan lidah dari
mengadu hal kepada seseorang, menjaga tangan dari menampar pipi dan mengoyak
pakaian atau seumpamanya. Selain itu, Imam Ghazali juga menjelaskan bahwa sabar
adalah keteguhan, ketabahan, pertahanan, serta kekuatan keagamaan dalam
menentang kekuatan hawa nafsu. Jadi, sabar merupakan sifat mulia yang dapat
mengawal seseorang dari perbuatan tidak baik. Sabar juga merupakan suatu
kekuatan jiwa yang akan menjamin kebaikan seseorang. Itulah hakikat sabar.[2] Sementara itu, Taofik
Yusmansyah menjelaskan bahwa sabar adalah kemampuan menahan diri dalam
menanggung penderitaan. Sabar juga dapat diartikan sebagai sikap tabah hati,
baik dalam mendapatkan maupun kehilangan sesuatu yang disenangi. Sabar berbeda
dengan pasrah. Perbedaannya terdapat pada usaha yang dilakukan. Pasrah adalah
sikap menyerah tanpa usaha sedikit pun.[3]